Senin, 20 Januari 2014
Hubungan dan Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia
“Hubungan dan Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia”
Kata Pengantar
Puji syukur Saya panjatkan ke hadiratTuhan Yang Maha Esa.Karena atas restu, rahmat, dan hidayah-Nya Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Dan Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia” sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dikarenakan terbatasnya referensi yang Saya miliki, maka Sayaberharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca.
Malang, 14 Januari 2014
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasaIndonesia sebagai bahasa nasional yang perlu dilestarikan eksistensinya. Namun, selain sebagai bahasa pendukung, bahasa daerah juga menimbulkan beberapa masalah seperti halnya banyak masyarakat awam yang tidak menyadari bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang terkontaminasi oleh bahasa daerah telah menjadi sebuah budaya di dalam masyarakat.
Gejala terkontaminasinya bahasa Indonesia dengan bahasa daerah dapat dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Meskipun penggunaan bahasa campuran tersebut tidak mengganggu dalam konteks kegiatan komunikasi pada masyarakat namun, hal ini tidak sesuai jika kemudian bahasa ini digunakan pada media masa seperti televisi, internet, Koran bahkan acara formal seperti pada kegiatan belajar mengajar, upacara, dan kegiatan formal lainnya.
Penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa lain seperti bahasa daerah bagi sebagian orang berguna untuk menunjukkan citra dirinya dalam pergaulan. Dapat dibayangkan jika 10 tahun lagi banyak orang tidak mengetahui dan membedakan mana bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta tidak dapat membedakan mana yang merupakan kosakata bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
Walaupun perkembangan bahasa indonesia yang semakin pesat, di lain sisi peluang dan tantangan terhadap bahasa indonesia semakin besar pula. Selain memudarnya bahasa Indonesia yang dikarenakan terkontaminasinya bahasa Indonesia oleh bahasa asing pada arus globalisasi saat ini, bahasa Indonesia juga dapat memudar karena penggunaan bahasa Indonesia yang dicampuradukkan dengan bahasa daerah sehingga membudaya dan dianggap hal biasa pada masyarakat.
BAB II
Pembahasan
Pengertian Bahasa
Bahasa diperlukan manusia untuk berkomunikasi antar sesama manusia yang lain.Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, bekerjasama dan identifikasi diri.
Bahasa sebagai “kesatuan tanda bunyi” yang berlaku dalam kelompok manusia tertentu menyatukan sejumlah golongan manusia tertentu menjadi kesatuan bahasa (bahasa ciri bangsa). Bahasa bukan kemampuan berbicara saja, melainkan juga cara bagaimana menggunakan bahasa. Kemampuan berfikir seseorang sangat di pengaruhi oleh kemampuan bahasanya.
Kemampuan berfikir seseorang sangat ditentukan oleh kemampuannya berbahasa.Semakin tinggi kemampuannya menggunakan bahasa, semakin tinggi pula kemampuannya menggunakan pikiran. (Tadjuddin, 2004 : 3)
Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia telah resmi menjadi bahasa persatuan di Indonesia sejak diikrarkannya sumpah pemuda oleh pemuda-pemudi bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928.Bahasa Indonesia menjadi bahasa penghubung dari banyaknya bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa Indonesia erat kaitannya dengan kebudayaan sehingga, bahasaIndonesia dapat menjadi alat penampung kebudayaan baru nasional yang segi-seginya menyangkut ilmu dan teknologi serta kebudayaan internasional.
Prof. Dr. Yus Rusyana dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap FPBS IKIP Bandung pada tanggal 18 Oktober 1990, mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa.Penggunaan bahasa dengan cerdas menunjukkan bahwa bangsa yang menggunakannya adalah bangsa yang cerdas. (Hardjapamekas, 2001 : 28)
Jadi, sebagai bangsa yang cerdas maka kita sebagai masyarakat Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Tapi pada kenyataannya, saat ini penggunaan bahasa yang baik dan benar telah bercampur dengan bahasa daerah yang mempunyai pengaruh besar terhadap gaya bahasa di Indonesia saat ini. Namun, hal ini juga dapat menjadi sebuah identitas masyarakat tersebut berasal.
Jika bicara tentang kebudayaan, maka bahasa dapat menjadi permasalahannya.Makagiansar (1990) menekankan perlunya kesadaran tentang identitas budaya, bahkan Salim (1990) menyatakan upaya mempertahankan identitas merupakan prioritas yang harus diperjuangkan mati-matian dengan ciri utama keseimbangan antara aspek material dan spiritual.
Sejarah Singkat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia yang di deklarasikan pada saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.Diketahui, bahasa Melayu merupakan sebagai akar dari lingua franca Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, dalam bukunya "Sedjarah Bahasa Indonesia", mengutarakan bahasa Melayu memiliki kekuatan untuk merangkul kepentingan bersama untuk dipakai di seluruh Nusantara.
Menurut Alisjahbana, persebarannya juga luas karena bahasa Melayu dihidupi oleh para pelaut pengembara dan saudagar yang merantau ke mana-mana. "Bahasa itu adalah bahasa perhubungan yang telah berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan," tulisnya.Faktor lainnya, bahasa Melayu adalah bahasa yang mudah dipelajari.
Pada era pemeritahan Belanda di Hindia, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua dalam korespondensi dengan orang lokal.Hingga timbul persaingan antara bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang semakin ketat.Gubernur Jenderal Roshussen mengusulkan bahasa melayu dijadikan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat (SR).
Meski demikian, ada pihak-pihak yang gigih menolak bahasa Melayu di Indonesia. Van der Chijs, seorang berkebangsaan Belanda, menyarankan supaya sekolah memfasilitasi ajaran bahasa Belanda. JH Abendanon yang saat itu Direktur Departemen Pengajaran, berhasil memasukkan bahasa Belanda ke dalam mata pelajaran wajib di sekolah rakyat dan sekolah pendidikan guru pada 1900.
Akhirnya persaingan bahasa ini nampak dimenangkan oleh bahasa Melayu.Bagaimanapun, bahasa Belanda ternyata hanya dapat dikuasai oleh segelintir orang saja.Kemudian di Kongres Pemuda I tahun 1926, bahasa Melayu menjadi wacana untuk dikembangakan sebagai bahasa dan sastra Indonesia.
20 Oktober 1942, didirikan Komisi Bahasa Indonesia yang bertugas menyusun tata bahasa normatif, menentukan kata-kata umum dan istilah modern.Pada 1966, selepas perpindahan kekuasaan ke tangan pemerintah Orde Baru, terbentuk Lembaga Bahasa dan Budaya di bawah naungan Departemen Pendidikan Kebudayaan.
Lembaga ini berganti nama menjadi Lembaga Bahasa Nasional pada 1969, dan sekarang berkembang dengan nama yang dikenal, Pusat Bahasa. Tanggung jawab kerja Pusat Bahasa, antara lain : meningkatkan mutu bahasa, sarana, serta kepedulian masyarakat terhadap bahasa.
Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia
Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukanyaitu, sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa Negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu, walaupun dalam praktiknya dapat muncul satu atau dua fungsi saja.
Saat ini, kedudukan bahasa Indonesia ada dua, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara.
1. Lambang kebanggaan nasional Bahasa resmi kenegaraan
2. Lambang identitas nasional Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3. Alat pemersatu berbagai ragam masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya Alat penghubung pada tingkat nasional serta kepentingan pemerintah
4. Alat penghubung antar budaya daerah Alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
Hasil perumusan seminar yang bertemakan “Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 yang menengaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai : (1) lambang kebanggan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu masyarakat yang berbeda – beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat perhubungan antarbudaya maupun antardaerah.
Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 yang menengaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang berfungsi sebagai : (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga – lembaga pendidikan, (3) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. Hal ini tercantum dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 tentang bahasa negara adalah bahasa indonesia.
Hubungan Dan Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan padau daerah kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luasterdapat beberapa hubungan dan pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Bahasa Daerah sebagai pendukung Bahasa Nasional
Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang keberadaannya diakui oleh Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa “Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.” dan jugasesuai dengan perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional merupakan sumber pembinaan bahasa Indonesia. Sumbangan bahasa daerah kepada bahasa Indonesia, antara lain, bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kosa kata. Demikian juga sebaliknya, bahasa Indonesia mempengaruhi perkembangan bahasa daerah. Hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah saling melengkapi dalam perkembangannya.
2. Bahasa Daerah sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar
Di daerah tertentu , bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia , kecuali daerah-daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu .
3. Bahasa Daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia
Seringkali istilah yang ada di dalam bahasa daerah belum muncul di bahasa indonesia sehingga bahasa indonesia memasukkannya istilah tersebut , contohnya “ gethuk “ { penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama) } karena di bahasa indonesia istilah tersebut belum ada , maka istilah “ gethuk “ juga di resmikan di bahasaindonesia sebagai istilah dari “ penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama) “ .
4. Bahasa Daerah sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah
Dalam tatanan pemerintah pada tingkat daerah , bahasa daerah menjadi penting dalam komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang kebanyakan masih menggunakan bahasa ibu sehingga dari pemerintah harus menguasai bahasa daerah yang kemudian bisa di jadikan pelengkap di dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah tersebut.
Masalah Bahasa Indonesia Yang Ditimbulkan Oleh Bahasa Daerah
Bahasa daerah selain menjadi bahasa pendukung bahasa Indonesia, juga mempunyai beberapa masalah dan menjadi Fenomena negatif yang banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat akibat dari penggunaan bahasa yang tidak sesuai konteksnya antara lain :
1. Bahasa Indonesia yang terkontaminasi oleh bahasa daerah.
Kontaminasi memiliki makna pengotoran atau pencemaran karena kemasukan unsur luar. Makna lain kontaminasi adalah penggabungan beberapa bentuk baik kata, frasa, dan sebagainya yang menimbulkan bentuk baru yang tidak lazim (KBBI Pusat Bahasa, 2008:728). Kontaminasi ialah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan kerancuan atau kekacauan. Yang dirancukan ialah susunan, perserangkaian, dan penggabungan.
Misalnya, munculnya kata bentukan menyuci yang berasal dari kata dasar cuci dengan mendapat prefiks men-. Seharusnya kata bentukan yang benar adalah mencuci karena dalam tata bahasa Indonesia nassal jika melekat pada kata yang berfonem awal /c/menjadi /n/ sedangkan fonem /c/ tidak luluh (Alwi, 2000). Namun, karena tercemar (terkontaminasi) bahasa Jawa jadilah menyuci.
Penggunaan bahasa Indonesia yang terkontaminasi oleh bahasa daerah juga sering terjadi pada percakapan sehari-hari seperti kalimat “Kamu wes mandi ta?”. Kata wes dan ta merupakan bahasa jawa yang penggunaannya dicampur dengan kata kamudan mandi yang merupakan bahasa Indonesia sehingga terdengar seperti bahasa Indonesia campuran.
2. Bahasa daerah dalam dunia pendidikan.
Banyak orang Indonesia masih menggunakan bahasa daerah dalam dunia pendidikan seperti saat berjalannya KBM (kegiatan belajar mengajar) di dalam kelas khususnya pada Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD), Taman Kanak-kanak(TK), dan Sekolah Dasar(SD) di daerah pedesaan meskipun bahasa daerah boleh dipakai pada pendidikan dasar sampai kelas tiga SD namun hal ini juga dapat berdampak buruk bagi sehingga anak tidak terbiasa dan kesulitan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di pendidikan tingkat mengengah dan seterusnya.
3. Bahasa daerah dalam acara formal.
Banyak orang Indonesia merasa lebih merakyat dan meyakinkan masyarakat jika menggunakan bahasa daerah dalam acara formal seperti saat kampanye pemilihan umum daerah.
4. Bahasa daerah sebagai alat pengucapan kata saru.
Kebiasaan yang masih banyak di masyarakat adalah pengucapan kata saru untuk mengejek orang lain yang tidak mengerti bahasa daerah si pengucap.
Contoh : orang yang berasal dari Surabaya mengucapkan kata saru “jancuk” kepada orang yang berasal dari papua untuk mengejek atau menumpahkan kekesalannya agar si orang papua tidak mengerti.
5. Bahasa daerah dalam media massa
Media massa sebagai elemen yang ikut mempertahankan eksistensi bahasa selayaknya selalu berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Selain media massa juga merupakan objek pengukuran atau tolok ukur tentang penggunaan bahasa. Media massa seperti koran misalnya merupakan media yang dibaca oleh banyak orang. Pada kenyataanya, koran sebesar Radar Jember, koran terbesar se-Tapal Kuda (eks-karesidenan Besuki) masih terdapat bahasa-bahasa yang kurang tepat apalagi koran lain yang asal-asalan.
Kesimpulan
Bahasa diperlukan manusia untuk berkomunikasi antar sesama manusia yang lain. Bahasa sebagai “kesatuan tanda bunyi” yang berlaku dalam kelompok manusia tertentu menjadi menyatukan sejumlah golongan manusia tertentu menjadi kesatuan bahasa (bahasa ciri bangsa).
Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sangat rumit serta penggunaan bahasa yang mulai amburadul dan sedikitnya pengetahuan tentang penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa.
Fenomena yang banyak terjadi karena penggunaan bahasa indonesia yang amburadul dengan bahasa daerah memang tidak banyak mengubah makna informasi Karena kesalahan yang dianggap tidak fatal terhadap makna inilah maka permasalahan ini tidak banyak mendapat perbaikan.
Seharusnya penggunaan bahasa Indonesia yang kurang tepat ini lebih disadari oleh masyarakat agar bahasa Indonesia yang baik dan benar tetap terjaga kelestarian dan eksistensinya agar tetap menjadi cirikhas bangsa.
Daftar Pustaka
Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
Sudaryanto. 1990. Meguak Hakiki Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Tanpa Tahun. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional Jakarta , 25-28 Februari 1975
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Tanpa Tahun. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional Jakarta , 25-28 Februari 1975
http://wakuadratn.wordpress.com/2011/08/05/hubungan-fungsi-bahasa-daerah-dengan-bahasa-indonesia/
Langganan:
Postingan (Atom)