SERBA-SERBI MAHASISWA BARU DAN PEGAWAI PEMULA HINGGA STRESS YANG DIALAMINYA.
Setelah melewati masa putih abu-abu setiap siswa sekolah menengah atas cenderung akan berfikir cara melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya yaitu perguruan negri tinggi yang mereka idamkan kemudian menjadi mahasiswa baru yang penuh dengan berbagai kegiatan ospek dan semacamnya. Menjadi mahasiswa yang kelihatannya lebih mudah daripada menjadi siswa merupakan pemikiran mahasiswa baru yang belum mengerti kehidupan kampus yang sebenarnya padahal dalam kehidupan kampus yang sebenarnya mendidik mereka lebih dituntun kitis dalam berfikir. Stress yang kemudian dialami oleh mahasiswa baru biasanya dimulai sejak acara ospek yang mengharuskan mereka mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh panitia ospek seperti misalnya membuat essay, membawa peralatan yang telah ditetapkan, membawa bekal makanan yang juga telah ditentukan serta tak lupa atribut yang wajib dikenakan oleh setiap mahasiswa baru. Setelah ospek para mahasiswa baru mulai dikenalkan dengan kehidupan kampus yang sebenarnya. Jadwal kuliah, perkuliahan, dosen, tugas yang menumpuk, organisasi, kegiatan luar kampus, dan sebagainya yang ternyata lebih menguras tenaga dan pikiran daripada kehidupan saat sekolah menengah membuat banyak mahasiswa baru lebih stress daripada sebelumnya karna kehidupan berbeda yang tiba-tiba harus ia jalani dan membiasakan diri dengan rutinitas baru.
Stress yang terjadi pada mahasiswa baru dapat dirasakan pula oleh pegawai pemula yang baru saja terjun ke dunia pekerjaan. Dapat dideskripsikan bahwa pegawai pemula adalah seseorang yang baru saja terjun ke dunia kerjas eperti contohnya seorang mahasiswa yang baru saja mengakhiri kuliahnya ataupun siswa yang baru saja lulus SMA atau sederajat yang pastinya mempunyai tuntutan untuk bekerja agar kebutuhan dalam kesehariannya dapat terpenuhi, pada masa inilah pola pikirnya harus diubah karna pada kenyataannya suasana pada saat masih belajar dan mencari ilmu di bangku sekolah sangatlah berbeda dengan masa dimana kita dituntut untuk mencari penghasilan, dimana penghasilan itu dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Banyak perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam masa ini, perbedaannya dapat dilihat dari tujuan, kegiatan dan bahkan pola pikir yang harus diubah. Karna pada masa ini berbeda dengan keadaan pada saat masih dalam ruang lingkup pendidikan tapi lebih kepada pemanfaatan dan praktek dari pendidikan yang telah dipelajari di dalam bangku sekolah. Dengan adanya perbedaan ini, seseorang yang baru terjun dan memulai kehidupannya di dunia pekerjaan akan merasa sedikit terkekang dan adanya rasa yang seakan-akan memenjarakan waktunya saat bekerja karna pada saat itu ia dituntut bekerja secara optimal di perusahaan yang telah menerimanya untuk menjadi tenaga kerja di perusahaan tersebut, dan membantu dalam mengembangkan kesuksesan perusahaan tersebut.
Adapun pengertian lain dari pegawai adalah orang yang bekerja di salah satu badan atau perusahaan baik swasta maupun negri. Yang mana mereka akan mendapatkan upah atau gaji dari hasil kerja mereka di kemudian hari, baik dalm jangka waktu perhari, perminggu, ataupun perbulan. Pegawai dibagi menjadi dua bagian. Ada pegawai kontrak dan pegawai tetap pegawai kontrak misalnya buruh pabrik, security, Office Boy (OB),dan lain sebagainya. Biasanya pegawai kontrak minimal jangka waktu kontrak kerjanya adalah enam bulan hingga dua belas bulan (satu tahun) dimana mereka juga harus melewati masa training pegawai terlebih dahulu selama kurang lebih tiga bulan.
Pegawai tetap meliputi Pegawai Negri Sipil (PNS) dan pegawai yang sudah lama mengabdi di sebuah perusahaan dan sudah melewati masa training dan kontrak. Banyak kota-kota industri yang ada di Jawa Timur ini seperti Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Dan Malang yang menjadi tempat berpijaknya para pegawai, baik dari daerah sendiri maupun daerah lain. Beragam jenis pekerjaan yang dapat ditekuni, ada yang di pabrik,pertokoan, mall dan perusahaan-perusahaan bonavit lainnya.jenis pekerjaan juga tergantung dari tingkat pendidikan dan keterampilan mereka, tapi tidak menutup kemungkinan lulusan SMA atau sederajat bisa melebihi pangkat dan pendapatan dari lulusan sarjana atau diploma. Semua itu tergantung keterampilan dan keahlian masing-masing. Di kota malang yang padat penduduknya dan mayoritas para masyarakatnya adalah pegawai banyak membutuhkan pegawai baru atau pegawai pemula yang diprioritaskan adalah anak muda yang pikirannya masih dapat berkembang secara baik dan lebih kreatif, terampil, dan ahli dalam bidangnya seiring dengan meningkatnya pertumbuhan pasar-pasar modern dan instansi-instansi yang semakin menjamur di kota Malang.
Mereka direkrut untuk bisa bersaing dengan pegawai yang sudah lama dan mampu menjalin kerja sama yang baik dengan pegawai yang lain. Di jaman globalisasi yang serba canggih sangatlah susah mencari pekerjaan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Apalagi merantau di kota orang? Sudah sepatutnya jika kita sudah mendapatkan pekerjaan dan menjadi pegawai kontrak maupun tetap memberikan hal terbaik yang dapat diberikan untuk perusahaan, mampu bkerja secara efisien dan professional. Beda dengan pekerjaan yang terdapat dalam lingkungan pedesaan misalnya daerah gunung kawi Malang, sebagian besar mereka bekerja sebagai pegawai swasta sedangkan terbatasnya pegawai negri dan mayoritas pendapatan yang mereka dapatkan dengan mengolah hasil alam contohnya bercocok tanam atau bertani karena masih banyaknya potensi alam yang ada dan tentunya hal ini berbeda dengan masyarakat Malang di perkotaan yang sudah penuh dengan industry, pusat perbelanjaan, tok-toko, dan hal-hal yang telah mengacu pada moderenitas. Akan tetapi pesamaan yang di dapat dari pegawai yang ada di desa maupun di kota yaitu mereka harus tetap bekerja secara efektif, efisien,dan mampu membangun reasi yang baik antar pegawai serta disiplin sehingga dapat membantu meningkatnya stabilitas perusahaan tersebut.
Kepenatan yang sama-sama dialami oleh mahasiswa baru dan pegawai pemula biasanya menimbulkan tingkat stress yang berbeda jika ditinjau melalui ilmu psikologi. Dalam ilmu psikologi dijelaskan bahwa “stres merupakan reaksi fisik atau ketegangan yang muncul secara otomatis ketika seseorang berhadapan dengan situasi yang menyebabkan stres. Situasi tersebut umum dikenal sebagai stressor. Stressor bisa sangat beragam, mulai dari situasi baru, situasi yang menuntut, situasi tidak menyenangkan, dan situasi yang mengancam atau keadaan yang berbahaya. Stressor dapat merupakan situasi nyata ataupun situasi yang tidak nyata (hanya dalam khayalan individu)”. Stressor dapat berasal dari luar dan dalam diri seseorang. Stressor yang berasal dari luar diri misalnya cuaca yang tidak bersahabat, kebisingan, rekan kerja yang tidak suportif, pekerjaan yang terlalu banyak, konflik dalam pernikahan,dan berbagai keadaan tidak menyenangkan lainnya. Sedangkan stressor yang berasal dari dalam diri misalnya pola pikir negatif, harga diri, dan tingkat kepercayaan diri yang rendah. Stres merupakan kondisi yang wajar dialami seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Begitu pula stres yang dialami oleh setiap mahasiswa baru dan pegawai pemula.
Setiap orang sebenarnya butuh tekanan tertentu dalam hidupnya agar dapat beraktivitas dengan optimal. Karenanya, secara ideal stres yang dialami seseorang dalam satu waktu tidak boleh terlalu sedikit ataupun terlalu berlebihan. Stres yang terlalu sedikit ataupun terlalu berlebihan sehingga merugikan disebut distress, sedangkan stres dalam takaran yang tepat sehingga membantu seseorang beraktivitas secara optimal disebut eustress. Distress dapat berpengaruh terhadap kondisi jasmaniah, psikologis, sosial, dan spiritual seseorang. Secara jasmaniah, orang yang mengalami tekanan berlebihan biasanya pupil matanya menjadi lebar, produksi air liurnya menurun, paru-parunya mengembang karena membutuhkan suplai oksigen yang lebih banyak, kadar gulanya meningkat, jantungnya bekerja lebih keras agar dapat menyuplai darah secara cukup ke semua organ dan otot, dan pencernaan makanannya terhenti agar energi dapat lebih banyak dipusatkan ke otot. Kondisi yang dijabarkan ini dapat berakibat buruk dan memicu munculnya berbagai penyakit jika terjadi secara berkelanjutan.
Secara psikologis, stres mempengaruhi perasaan dan pikiran seseorang, antara lain memunculkan perasaan bingung, khawatir, terjadinya perubahan pola tidur, pola makan, perilaku seks konsentrasi yang menurun, ketidakmampuan untuk berpikir jernih dan mengambil keputusan. Selain itu biasanya harga diri orang yang bersangkutan menurun, kepercayaan terhadap orang lain berkurang, merasa putus asa dan depresi. Orang yang mengalami distress juga memiliki kecenderungan untuk melarikan diri dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol. Secara sosial, orang yang mengalami distress biasanya tidak mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial. Muncul pikiran negatif bahwa orang lain menolak dan membencinya, membuat orang tersebut menjauhkan diri dari kehidupan sosial. Secara spiritual, orang yang mengalami distress sering merasa putus asa, mengeluh bahwa Tuhan tidak adil dan merasa tidak rela atas kejadian buruk yang menimpa dirinya. Dia tidak mampu berpikir jernih dan mengambil hikmah dari cobaanNya. Untuk menghindari terjadinya distress, perlu dilakukan pengelolaan stres agar tekanan yang dialami selalu berada dalam kondisi yang optimal. Optimal berarti tekanan yang dialami seseorang masih dapat dikelola (manageable) sehingga mampu mendukung orang tersebut beraktivitas dengan baik.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengelola stres:
1. Menyadari situasi penyebab stres (stressor). Kenali hal-hal yang menjadi tekanan dalam kehidupan sehari-hari.Stressor bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Contohnya banyaknya tugas dalam minggu ini bagi mahasiswa sehingga pikirannya kacau dan tidak dapat mengatur waktu untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut dan besar pasak daripada tiang yang dialami oleh pegawai pemula karena kelemahannya dalam mengatur uang gaji yang diterima sehingga menyebabkan gaji yang ia terima tidak dapat menutupi kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari hingga gaji selanjutnya.
2. Berpikir positif, menarik makna dan pelajaran dari tiap kejadian yang dialami.
3. Menemukan cara mengekspresikan kemarahan, misalnya dengan melakukan banyak aktivitas fisik contohnya berolahraga.
4. Membicarakan problem yang membebani, baik pada teman yang bisa dipercaya ataupun profesional, seperti halnya curhat pada sahabat.
5. Melakukan latihan pernafasan. Bernafas dengan baik membantu tubuh untuk lebih rileks.
6. Tidak menuntut keadaan untuk menjadi sempurna. Berpikirlah realistis.
7. Rekreasi. Luangkan waktu untuk mencari hiburan dan kegiatan rekreatif lainnya.
8. Melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Berelasi sosial biasanya menyadarkan orang bahwa tidak hanya dirinya yang memiliki masalah.
9. Melakukan pemijatan, untuk melancarkan aliran darah dan mengurangi ketegangan.
10. Mendekatkan diri pada Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar