Jumat, 20 Desember 2013

IMPOR BERAS DAN PETANI

Sang kancil curi laserdisc nya pak tani. Pak tani lupa pasang alarm. Untung tv warnanya nggak ilang. Untung mobil BMW nya nggak dibawa. Petani bajak sawah pakai traktor. Kerja rutin control sawah pakai Harley. Hitung laba panen pakai computer. Kirim beras pakai helicopter. Kapan-kapan semua itu akan terjadi????

Lagu group music Slank berjudul “Pak Tani” di atas merupakan ironi yang terjadi pada petani Indonesia. Seringkali kita mendengar kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras bahkan ketika petani sedang menikmati surplus panen. Kebijakan ini gencar dilakukan beberapa waktu lalu., pemerintah melalui Bulog akan membuka keran impor beras sebesar 250.000 ton dari Thailand. Di detik yang sama petani Indonesia tengah mengalami panen raya di sentra-sentra produksi beras seperti Cirebon, Indramayu, Subang; daerah pantura dan beberapa wilayah Jawa Timur. Impor beras malah dilakukan manakala petani mencapai surplus beras hingga 2,2 juta ton (khususnya di Jawa Timur).

Nah, pertanyaannya mengapa impor beras dari luar negeri dapat menyusahkan petani dalam negeri????

Alasan klasik kebijakan pemerintah dalam mengimpor beras luar negri adalah mengantisipasi kelangkaan beras yang pada nyatanya dapat ditutupi dengan pasokan beras dalam negri namun menurut beberapa sumber hal itu dikarenakan rendahnya harga beras dunia yang dimanfaatkan oleh pemerintah dan sebagai cadangan untuk jaga-jaga ketika ada bencana untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.

Pelaku ekonomi yang paling dipengaruhi atas hal ini adalah para importir beras dan para petani. Para importir beras mengalami keuntungan karena selisih harga impor yang lebih rendah dari harga domestik namun, hal ini juga berdampak buruk bagi para petani dalam negri yang menolak dengan tegas adanya impor besar-besaran yang dilakukan pemerintah karena jika beras impor menguasai pasar dikhawatirkan harga beras lokal akan jatuh serta anjloknya harga jual gabah yang seharusnya naik saat panen raya padahal biaya produsi terus naik akibat harga pupuk dan kebutuhan hidup terus naik pula dari waktu ke waktu hal itu pasti juga berpengaruh terhadap keadaan ekonomi petani dalam negri yang lambat laun akan mengalami kerugian besar.
Seharusnya BULOG (Badan Urusan Logistik) yang notabene adalah operator pangan Indonesia lebih banyak menguntungkan petani dengan mengurangi impor beras dan mengutamakan produksi dalam negri. Bukankah tugas utama Bulog adalah membeli gabah petani dan menjualnya pada masa di luar musim panen? Pemerintah juga seharusnya bertindak tegas akan hal yang menyangkut kebutuhan pokok ini (beras), karena pada kenyataannya beras merupakan sesuatu yang harus selalu tersedia sebagai kebutuhan primer yang tidak dapat dilepaskan dari manusia terutama masyarakat Indonesia.

Jika memang beras impor hanya sebagai cadangan untuk berjaga-jaga akan adanya bencana, pemerintah harus bertindak tegas bahwasanya beras tersebut hanya boleh didistribusikan ketika dalam keadaan terdesak seperti adanya kelangkaan beras atau adanya bencana saja, serta tetap menfokuskan produksi beras dalam negri agar kualitasnya terus meningkat dan mencukupi untuk kebutuhan beras nasional.

Selasa, 17 Desember 2013

MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN LINGKUNGANNYA


MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN LINGKUNGANNYA

Apakah manusia dengan budaya ada hubungannya ? jelas, manusia dengan budaya memiliki hubungan yang erat. Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Manusia memiliki akal yang membuat dia lebih sempurna dari mahluk ciptaan tuhan lainnya. Manusia juga dapat dikatakan mahluk sosial. Mengapa? Manusia dikatakan mahluk sosial karena manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup.
Karena manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia biasa hidup berkelompok. Banyak kelompok – kelompok manusia di bumi ini. Karena hidup yang berkelompok itu, manusia membuat kebiasaan – kebiasaan yang sering dilakukan dikelompoknya ataupun di daerahnya. kebiasaan – kebiasaan itu terjadi karena akal atau hasil pemikiran manusia yang ada di kelompok itu. Karena sering dilakukan, kebiasaan – kebiasaan itu menjadi sebuah budaya didaerah tersebut.
HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Manusia memiliki kemampuan menciptakan kebudayaan. Dengan budayanya, Manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi, oleh karena itu manusia perlu menekankan perinsip kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Yang bisa melakukannya hanya manusia pula.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hakikat adalah intisari atau dasar. Selain itu, hakikat juga memiliki arti sebagai kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya. Jadi dapat di katakan bahwa yang dimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar atau kenyataan dari manusia itu sendiri yaitu :

A. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

B. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya.

PENGERTIAN MANUSIA
1. Homo sapiens, adalah makhluk yang bijak karena berpikir.
2. Homo socius, adalah mahluk yang bias bersosialisasi.
3. Homo homini lupus, manusia adalah makhluk ekonomi atau makhluk yang bisa menghasilakn uang.
4. Homo faber, adalah makluk yang bias membuat alat.
5. Individiuum, adalah makhluk yang memiliki privacy
6. Animal symbolicum, adalah makhluk yang sebagai simbol hewan.

Faktor-faktor yang dimiliki manusia (Dimensi manusia):
1. Manusia dengan cinta kasih
2. Manusia dengan keadilan
3. Manusia dengan penderitaan dan kebanggan
4. Manusia dengan harapan dan cita-cita.

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan menurut para ahli sebagai berikut:
1. Herskovits, kebudayaan adalah sesuatu yang turun-menurun dari suatu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganisk.
2. Andreas Eppink, kebudayaan adalah keseluruhan pengertian nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur social, religious dan lain-lain, ditambah lagi dengan segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
3. Edward B. Taylor, Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat sitiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
4. Selo Soemardjan, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, cipta masyarakat.
5. Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta hasil budi pekertinya.
6. Heemingman, kebudayaan terdiri dari tiga jenis yaitu; gagasan, aktifitas dan artefak.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan/kultur, berasal dari kata cultuur (Belanda), culture (Inggris), tsqafah (Arab), atau colore (Latin) yang artinya mengolah mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan.
Kebudayaan berasal dari kata budhayah (sansekerta) bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Adapula yang mengartikan sebagai budi dan adaya yang berarti pikiran, perasaan dan perbuatan.
Berdasarkan pengertian diatas, kebudayaan mempunyai arti dua dimensi umum yaitu:
1. Yang dapat diamati.
2. Yang tidak dapat diamati
Menurut aliran materialism atau beharviorisme kebudayaan didefenisikan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Good enaugh : Pola-pola kehidupan dalam komunitas, aktivitas berulang-ulang secara regular serta pengaturan material dan sosial.
2. Eugene A. Nida : perilaku manusia yang diajarkan terus menerus dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.
3. J. Verkuyl : segala sesuatu yang dikerjakan manusia, sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia.

PENGGOLONGAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN
Wujud kebudayaan (Koentjara Ningrat) dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide- ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

BELAJAR KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan sebagai pola perilaku mengisyaratkan bahwa kebudayaan dapat dipelajari. Beberapa cara belajar tentang kebudayaan (koentjaraningrat), antara lain:
1. Proses intrenaslisasi; proses belajar yang berlangsung sejak individu lahir sampai akhir hayatnya (dalam proses ini individu belajar untuk menanamkan segala hasrat, perasaan dan emosi yang diperlukan untuk menjalani kehidupan).
2. Proses sosialisasi; proses belajar yang berlangsung sejak masa kanak-kanak hingga tua (dalam proses ini individu belajar tentang pola-pola tindakan dalam berinteraksi dengan beraneka ragam individu disekelilingnya).
3. Proses enkulturasi, (proses yang sudah terjadi sejak individu masih kecil. Yang dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian lingkungan teman-teman. Lalu linkungan yang formal misalnya sekolah, dan pada akhirnya lingkungan masyarakat). Hal hal yang dipelajari antara lain kontrol sosial, prasangka, gaya hidup, bahasa, belajaryang dijadikan pegangan dalam bertingkah laku.
BATASAN-BATASAN KEBUDAYAAN:
1. Nilai: hal-hal yang dianggap bagus / tidak bagus dan diharapkan / tidak diharapkan.
2. Norma: aturan dalam masyarakat tentang perilaku, pemikiran dan perasaan yang benar atau salah.
3. Adat istiadat (folkways): norma yang mengatur tingkah laku yang diharapkan pada situasi harian.
4. Kebiasaan (mores): tindakan yang benar atau salah, bermoral atau tidak bermoral.
5. Taboo: kebiasaan yang dianggap negatif.
6. Hukum (law): kode-kode formal dari perilaku yang mengikat keseluruhan masyarakat.
7. Sanksi dan ganjaran: imbalan yang memperkuat pelaksanaan adat, norma, aturan atau undang-undang.

UNSUR BUDAYA
Unsur-unsur budaya menurut Prof. Koentjaraningrat, sebagai berikut:
1. Seni: keindahan, rasa artistik dan estektik secara obyektif.
2. Bahasa : alat komunikasi yang berupa lisan, tulisan, dan isyarat.
3. Religi : keyakinan mencakup agama
4. Adat istiadat : kebiasaan, atau tradisi yang dilembagakan
5. Mata pencaharian : sumber penghidupan bagi manusia
6. Sistem kemasyarakatan : tatanan masyarakat
7. IPTEK: bagian dari modernitas.

HUBUNGAN MANUSIA, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
• Hubungan antara individu dan masyarakat:
Masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.
• Hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat.
Masyarakat berkaitan erat dengan aspek sosial dari individu yang menggambarkan kebutuhan hakiki dari manusia, yang tercakupi melalui kontak individu dengan keluarga dan masyarakatnya.
• Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan adalah
Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan ekstensi masyarakat itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.
• Hubungan individu, masyarakat dan kebudayaan adalah
Hubungan individu dan kebudayaan adalah:
- Individu bertindak sebagai penganut kebudayaan.
- Individu bertindak sebagai pembawa kebudayaan.
- Individu bertindak sebagai manipulator
- Individu bertindak sebagai pencipta kebudayaan.
Wahana dimana individu hidup adalah masyarakat. Melaluis sitem nilai budaya, akan menata peranan sosialnya sesuai dengan status sosialnya. Jadi individu harus hidup di dalam masyarakat agar potensi budayanya berkembang yang mengantarnya menjadi manusia. Maka individu (manusia), masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam arti yang utuh. Karena ketiga unsur tersebut inilah kehidupan mahluk sosial berlangsung.
Menurut C. Kluckhohn, didalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa terdapat tujuh unsur didalam kebudayaan universal, yakni yang pertama adalah sistem realigi (kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, dan menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama.
Unsur yang kedua adalah sistem organisasi kemasyarakatan. Merupakan produk manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa ia tidak dapat berdiri sendiri, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Unsur yang ketiga adalah sistem pengetahuan. Merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri ataupun dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih pengetahuan tersebut dapat dibukukan sehingga dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Unsur yang keempat adalah sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi. Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
Unsur yang kelima adalah sistem teknologi dan peralatan. Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Berawal dari pemikiran yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
Unsur yang keenam adalah bahasa. Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada awalnya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan. Unsur yang terakhir adalah kesenian. Merupakan produk manusia dari homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Contoh yang dapat dilihat pada kebudayaan di Indonesia adalah pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen. Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.

Kepribadian bangsa timur
Kepribadian bangsa timur identik dengan bangsa asia, contohnya negara indonesia.
Kepribadian bangsa timur itu memiliki ciri-ciri :
– ramah terhadap sesama
– saling gotong royong
– saling tolong- menolong
– saling menghargai
– lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik


Sumber :
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://rap0501.blogspot.com/2012/03/hubungan-antara-manusia-dengan-budaya.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_kebudayaan_menurut_para_ahli_info495.html























Rabu, 20 November 2013

DIFERENSIASI SOSIAL BERDASARKAN AGAMA

DIFERENSIASI SOSIAL

Diferensiasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarki). Artinya, tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.
Diferensiasi sosial dalam masyarakat ditimbulkan oleh adanya ciri-ciri tertentu, yaitu:

1. Ciri fisik yang berkaitan dengan ras.
2. Ciri sosial yang berkaitan dengan fungsi warga masyarakat dalam kehidupan sosial.
3. Ciri budaya, biasanya orang cenderung membedakan atas dasar perbedan kebudayaannya.

BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL

Sebagai perwujudan pembagian sosial yang tidak bertingkat, maka faktor-faktor yang dijadikan dasar pembedaan juga tidak menunjukkan adanya tingkatan. Ada enam macam bentuk diferensiasi sosial, yaitu:

1. Diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan ras
2. Diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan agama
3. Diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin
4. Diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan profesi
5. Diferensiasi sosial berdasarkan klan
6. Diferensiasi sosial berdasarkan suku bangsa

DIFERENSIASI SOSIAL BERDASARKAN AGAMA

Diferensiasi sosial berdasarkan agama terwujud dalam kenyataan sosial bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat.
Menurut Emile Durkheim (1976), agama adalah salah satu sistem kepercayaan beserta praktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sakral yang menyatukan pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Agama berisi tentang:

a. sesuatu yang dianggap sakral, melebihi kehidupan duniawi dan menimbulkan rasa kekaguman dan penghormatan;
b. sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakral
c. penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktivitas keagamaan,dan
d. sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama.

Dari contoh yang terdapat dalam sejarah bisa diambil kesimpulan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh pada kehidupan masyarakat, dan sebaliknya, keadaan masyarakat mempengaruhi pula kepercayaan.
Sebagai salah satu dasar ikatan, agama berbeda dengan dasar ikatan lain, seperti keturunan, ras, suku, bangsa, ataupun pekerjaan. Dapat dikatakan agama merupakan bagian yang sangat mendalam dari kepribadian atau privacy seseorang, karena agama selalu bersangkutan dengan kepekaan emosional.

DEFINISI AGAMA

Agama ialah suatu jenis sistem sosial yang yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang dipercayainya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.

- Agama disebut jenis sistem sosial : hal ini menjelaskan bahwa agama adalah suatu fenomena sosial, suatu peristiwa kemasyarakatan, suatu sistem sosial yang dapat dianalisis, karena terdiri atas suatu kompleks kaidah dan peraturan yang dibuat saling berkaitan dan terarahkan kepada tujuan tertentu.

- Agama berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris : ungkapan ini menjelaskan bahwa agama itu khas berurusan dengan kekuatan-kekuatan dari “dunia luar” yang di-“huni” oleh kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan manusia dan yang dipercayai sebagai arwah, roh-roh, dan roh tertinggi.

PERAN AGAMA DALAM MASYARAKAT

1. agama sebagai motivator : agama memberikan dorongan batin/motif, akhlak dan moral manusia yang mendasari dan melandasi cita-cita dan perbuatan manusia dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan, termasuk segala usaha dalam pembangunan.

2. Agama sebagai creator dan innovator : agama memberikan dorongan untuk bekerja kreatif dan produktif dengan penuh dedikasi untuk membangun kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik. Agama juga mendorong adanya pemberuan dan penyempurnaan (innovatif)

3. Agama sebagai integrator : agama menyerasikan segenap aktifitas manusia baik secara perorangan maupun kelompok masyarakat.agama mengajarkan kehidupan rukun tetram damai dan bekerja sama dalam mencapai kesejahteraan lahir batin.

4. Agama sebagai sublimator : agama berfungsi untuk mengkuduskan segala perbuatan manusia sehingga perbuatan manusia bukan saja bersifat keagamaan tetapi juga perbuatan yang dijalankan dengan tulus dan ikhlas dan penuh pengabdian secara agama, bahwa segala pekerjaan yang baik merupakan bagian pelaksanaan ibadah insan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5. Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa : agama melahirkan hasil budaya fisik berupa cara berpakaian, gaya arsitektur, dan lain-lain.

LINGKUP AGAMA

Berdasarkan pengamatan analitis atas kawasan agama sebagai obyek sosiologi, kita dapat membedakannya dalam tiga kawasan agama:
1. Kawasan putih
2. Kawasan hijau
3. Kawasan hitam
Istilah yang dipakai dalam bahasa sehari-hari itu dimaksud untuk memudahkan pendekatan terhadap masalahnya, dan untuk memahami motivasi manusia beragama secara baik.

Kawasan putih
Suatu kawasan dimana kebutuhan manusiawi yang hendak dicapai masih dapat diraih dengan kekuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak perlu lari kepada kekuatan yang supra empiris. Dengan akal budinya yang dibantu oleh teknologi maka usahanya dapat berhasil. Orang di dalam kawasan putih lebih cepat lari pada kekuatan “gaib” untuk meminta bantuan karena sempitnya pengetahuan mereka tentang agama dan ketuhanan dalam agama.

Kawasan hijau
Meliputi daerah usaha dimana manusia merasa aman dalam artian akhlak (moral). Dalam kawasan ini tingkah laku manusia diatur oleh norma-norma rasional yang mendapat pengesahan oleh agama. Misalnya hal yang berkaitan dengan hidup kekeluargaan, perkawinan, warisan, dan hal-hal lain yang merupakan peraturan manusia namun disahkan oleh agama yang dianutnya. Dengan adanya pengesahan itulah kemudian tidak ada kebimbangan dan keraguan yang membayari manusia di “kawasan hijau”.

Kawasan hitam
Meliputi daerah usaha dimana manusia secara mendasar dan mengalami kegagalan total yang disebabkan ketidakmampuan mutlak manusia itu sendiri. Kawasan ini disebut daerah hitam atau gelap karena akal manusia tidak sanggup menangkap hakekat kekuatan “luar” (agama), karena manusia itu menganggap “Dia” (Tuhan) berada di luar jangkauan pengalamannya. Walaupun demikian orang-orang dalam kawasan ini masih dapat menemukan jalannya dalam agama dengan mengerti cara-cara atau mengenal ritual-ritual yang harus ditaati agar bertemu dengan “Dia”. Dengan ini manusia dapat mengatasi masalah-masalah yang paling mendasar dari dalam dirinya seperti ketidakpastian,ketidakmampuan, dan kelangkaan.

Ketika orang-orang dalam kawasan hitam telah dapat betemu dengan “Dia” akan merasa aman dan penuh jaminan. Di dalam kawasan hitam dimana manusia dihadapkan dengan teka-teki yang tak terjawab, sosiologi agama mencoba menelusuri masalahnya hingga manusia tersebut sudah sampai pada “titik putus” itu masih dapat mempunyai arti penting bagi dirinya dan masyarakat berkat hubungan dengan “Dia” yang dapat ia temukan dalam agama.

PENELITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS

Sosiologi agama dirumuskan secara luas sebagai suatu studi tentang interrelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang terjadi diantara mereka. Anggapan para sosiolog bahwa dorongan-dorongan, gagasan-gagasan, dan kelembagaan agama mempengaruhi, dan sebaliknya juga dipengarruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial adalah tepat. Seorang sosiologagama bertugas menyelidiki bagaimana tata cara masyarakat, kebudayaan dan pribadi-pribadi mempengaruhi agama, sebagaimana agama itu sendiri mempengaruhi mereka. Kelompok-kelompok yang berpengaruh terhadap agama, fungsi-fungsi ibadat untuk masyarakat, tipologi dari lembaga-lembaga keagamaan dan tanggapan-tanggapan agama terhadap ttata duniawi, interaksi langsung dan tidak langsung antara sistem-sistem religius masyarakat dan sebagainya termasuk bidang penelitian sosiologi agama.

Yang dimaksud kelompok-kelompok dan lembaga keagamaan adalah pranata-pranata sosial yang menjadi infrastruktur tegaknya agama dalam masyarakat, yang meliputti organisasi keagamaan (sekte, cult, ormas keagamaan), pemimpin keagamaan (ulama, kiai, pendeta), pengikut suatu agama (jamaah, umat), upacara-upacara keagamaan (ritus, ibadah, kebaktian, doa), sarana peribadatan (masjid, gereja, pura), dan proses sosialisasi doktrin-doktrin agama (sekolah, pesantren).
Contoh diferensiasi sosial berdasarkan agama adalah perbedaan agama mahasiswa Universitas Brawijaya. Universitas Brawijaya merupakan universitas negri yang mempunyai banyak mahasiswa dan dari sekian banyaknya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa dalam Universitas Brawijaya terdapat pula banyak perbedaan agama yang dianut oleh para mahasiswanya yang datang dari berbagai kalangan dan berbagai daerah, dalam atau luar negri.Dalam menyikapi perbedaan tersebut, Universitas Brawijaya mewadahinya dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Minat Kesejahteraan Mahasiswa dalam bidang agama diantaranya yaitu:

a. UAK Kerohanian Islam
b. UAK Katolik
c. UAK Kristen
d. UAK Hindu
e. UAK Budha
Meskipun dalam kehidupan perkuliahan terdapat banyak sekali ragam agama yang dianut oleh para mahasiswa itu tidak menimbulkan konflik antar mahasiswa karna perbedaan agama karena mereka merupakan satu kesatuan sama-sama mahasiswa Universitas Brawijaya meski dalam perbedaan.

Upacara-upacara berlatar keagamaan juga sering diadakan di kampus seperti contohnya acara sholat idul adha bersama di lapangan rektorat Universitas Brawijaya, sholat idul jum’at bersama di masjid Raden Patah Universitas Brawijaya.
Pada tahun ajaran baru 2013 Universitas Brawijaya mengadakan acara Pendidikan Karakter Berbasis Religi (PKBR),Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk membentuk karakter mahasiswa yang berbudi luhur melalui konsep religius sebagai tonggak yang kokoh dalam proses pembelajaran dan kehidupan bermasyarakat. Dalam acara ini seluruh mahasiswa baru angkatan 2013 Universitas Brawijaya diwajibkan mengikuti acara tersebut selama satu semester dimana dalam acara tersebut mahasiswa dibimbing dan diarahkan menuju pembelajaran berbasis keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing. Kegiatan ini berlangsung setiap hari sabtu atau minggu dan diisi dengan siraman rohani atau kajian keagamaan.
Hal itu membuktikan bahwa dalam suatu lingkup masyarakat terdapat diferensiasi sosial khususnya diferensiasi berdasarkan agama.





DAFTAR PUSTAKA
- Dr.H. Zulfi Mubaraq,Sosiologi agama (UIN-maliki press,2010)
- Dr. D.Hendropuspito,O.C, sosiologi agama (kanisius)
- Prof.Dr.Imam Suprayogo, Drs.Tobroni,M.Si, metodologi penelitian sosial agama (PT. Remaja Rosdakarya Bandung)
- S.Sos., Widhiyana, Anna Ratna. 2011. Buku Kerja SMA Sosiologi. (Surakarta: Suara Media Sejahtera)
- Sosiologi, Tim. 2006. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira.

Sabtu, 16 November 2013

MAHASISWA BARU DAN PEGAWAI PEMULA

SERBA-SERBI MAHASISWA BARU DAN PEGAWAI PEMULA HINGGA STRESS YANG DIALAMINYA.

Setelah melewati masa putih abu-abu setiap siswa sekolah menengah atas cenderung akan berfikir cara melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya yaitu perguruan negri tinggi yang mereka idamkan kemudian menjadi mahasiswa baru yang penuh dengan berbagai kegiatan ospek dan semacamnya. Menjadi mahasiswa yang kelihatannya lebih mudah daripada menjadi siswa merupakan pemikiran mahasiswa baru yang belum mengerti kehidupan kampus yang sebenarnya padahal dalam kehidupan kampus yang sebenarnya mendidik mereka lebih dituntun kitis dalam berfikir. Stress yang kemudian dialami oleh mahasiswa baru biasanya dimulai sejak acara ospek yang mengharuskan mereka mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh panitia ospek seperti misalnya membuat essay, membawa peralatan yang telah ditetapkan, membawa bekal makanan yang juga telah ditentukan serta tak lupa atribut yang wajib dikenakan oleh setiap mahasiswa baru. Setelah ospek para mahasiswa baru mulai dikenalkan dengan kehidupan kampus yang sebenarnya. Jadwal kuliah, perkuliahan, dosen, tugas yang menumpuk, organisasi, kegiatan luar kampus, dan sebagainya yang ternyata lebih menguras tenaga dan pikiran daripada kehidupan saat sekolah menengah membuat banyak mahasiswa baru lebih stress daripada sebelumnya karna kehidupan berbeda yang tiba-tiba harus ia jalani dan membiasakan diri dengan rutinitas baru.
Stress yang terjadi pada mahasiswa baru dapat dirasakan pula oleh pegawai pemula yang baru saja terjun ke dunia pekerjaan. Dapat dideskripsikan bahwa pegawai pemula adalah seseorang yang baru saja terjun ke dunia kerjas eperti contohnya seorang mahasiswa yang baru saja mengakhiri kuliahnya ataupun siswa yang baru saja lulus SMA atau sederajat yang pastinya mempunyai tuntutan untuk bekerja agar kebutuhan dalam kesehariannya dapat terpenuhi, pada masa inilah pola pikirnya harus diubah karna pada kenyataannya suasana pada saat masih belajar dan mencari ilmu di bangku sekolah sangatlah berbeda dengan masa dimana kita dituntut untuk mencari penghasilan, dimana penghasilan itu dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Banyak perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam masa ini, perbedaannya dapat dilihat dari tujuan, kegiatan dan bahkan pola pikir yang harus diubah. Karna pada masa ini berbeda dengan keadaan pada saat masih dalam ruang lingkup pendidikan tapi lebih kepada pemanfaatan dan praktek dari pendidikan yang telah dipelajari di dalam bangku sekolah. Dengan adanya perbedaan ini, seseorang yang baru terjun dan memulai kehidupannya di dunia pekerjaan akan merasa sedikit terkekang dan adanya rasa yang seakan-akan memenjarakan waktunya saat bekerja karna pada saat itu ia dituntut bekerja secara optimal di perusahaan yang telah menerimanya untuk menjadi tenaga kerja di perusahaan tersebut, dan membantu dalam mengembangkan kesuksesan perusahaan tersebut.
Adapun pengertian lain dari pegawai adalah orang yang bekerja di salah satu badan atau perusahaan baik swasta maupun negri. Yang mana mereka akan mendapatkan upah atau gaji dari hasil kerja mereka di kemudian hari, baik dalm jangka waktu perhari, perminggu, ataupun perbulan. Pegawai dibagi menjadi dua bagian. Ada pegawai kontrak dan pegawai tetap pegawai kontrak misalnya buruh pabrik, security, Office Boy (OB),dan lain sebagainya. Biasanya pegawai kontrak minimal jangka waktu kontrak kerjanya adalah enam bulan hingga dua belas bulan (satu tahun) dimana mereka juga harus melewati masa training pegawai terlebih dahulu selama kurang lebih tiga bulan.
Pegawai tetap meliputi Pegawai Negri Sipil (PNS) dan pegawai yang sudah lama mengabdi di sebuah perusahaan dan sudah melewati masa training dan kontrak. Banyak kota-kota industri yang ada di Jawa Timur ini seperti Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Dan Malang yang menjadi tempat berpijaknya para pegawai, baik dari daerah sendiri maupun daerah lain. Beragam jenis pekerjaan yang dapat ditekuni, ada yang di pabrik,pertokoan, mall dan perusahaan-perusahaan bonavit lainnya.jenis pekerjaan juga tergantung dari tingkat pendidikan dan keterampilan mereka, tapi tidak menutup kemungkinan lulusan SMA atau sederajat bisa melebihi pangkat dan pendapatan dari lulusan sarjana atau diploma. Semua itu tergantung keterampilan dan keahlian masing-masing. Di kota malang yang padat penduduknya dan mayoritas para masyarakatnya adalah pegawai banyak membutuhkan pegawai baru atau pegawai pemula yang diprioritaskan adalah anak muda yang pikirannya masih dapat berkembang secara baik dan lebih kreatif, terampil, dan ahli dalam bidangnya seiring dengan meningkatnya pertumbuhan pasar-pasar modern dan instansi-instansi yang semakin menjamur di kota Malang.
Mereka direkrut untuk bisa bersaing dengan pegawai yang sudah lama dan mampu menjalin kerja sama yang baik dengan pegawai yang lain. Di jaman globalisasi yang serba canggih sangatlah susah mencari pekerjaan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Apalagi merantau di kota orang? Sudah sepatutnya jika kita sudah mendapatkan pekerjaan dan menjadi pegawai kontrak maupun tetap memberikan hal terbaik yang dapat diberikan untuk perusahaan, mampu bkerja secara efisien dan professional. Beda dengan pekerjaan yang terdapat dalam lingkungan pedesaan misalnya daerah gunung kawi Malang, sebagian besar mereka bekerja sebagai pegawai swasta sedangkan terbatasnya pegawai negri dan mayoritas pendapatan yang mereka dapatkan dengan mengolah hasil alam contohnya bercocok tanam atau bertani karena masih banyaknya potensi alam yang ada dan tentunya hal ini berbeda dengan masyarakat Malang di perkotaan yang sudah penuh dengan industry, pusat perbelanjaan, tok-toko, dan hal-hal yang telah mengacu pada moderenitas. Akan tetapi pesamaan yang di dapat dari pegawai yang ada di desa maupun di kota yaitu mereka harus tetap bekerja secara efektif, efisien,dan mampu membangun reasi yang baik antar pegawai serta disiplin sehingga dapat membantu meningkatnya stabilitas perusahaan tersebut.
Kepenatan yang sama-sama dialami oleh mahasiswa baru dan pegawai pemula biasanya menimbulkan tingkat stress yang berbeda jika ditinjau melalui ilmu psikologi. Dalam ilmu psikologi dijelaskan bahwa “stres merupakan reaksi fisik atau ketegangan yang muncul secara otomatis ketika seseorang berhadapan dengan situasi yang menyebabkan stres. Situasi tersebut umum dikenal sebagai stressor. Stressor bisa sangat beragam, mulai dari situasi baru, situasi yang menuntut, situasi tidak menyenangkan, dan situasi yang mengancam atau keadaan yang berbahaya. Stressor dapat merupakan situasi nyata ataupun situasi yang tidak nyata (hanya dalam khayalan individu)”. Stressor dapat berasal dari luar dan dalam diri seseorang. Stressor yang berasal dari luar diri misalnya cuaca yang tidak bersahabat, kebisingan, rekan kerja yang tidak suportif, pekerjaan yang terlalu banyak, konflik dalam pernikahan,dan berbagai keadaan tidak menyenangkan lainnya. Sedangkan stressor yang berasal dari dalam diri misalnya pola pikir negatif, harga diri, dan tingkat kepercayaan diri yang rendah. Stres merupakan kondisi yang wajar dialami seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Begitu pula stres yang dialami oleh setiap mahasiswa baru dan pegawai pemula.
Setiap orang sebenarnya butuh tekanan tertentu dalam hidupnya agar dapat beraktivitas dengan optimal. Karenanya, secara ideal stres yang dialami seseorang dalam satu waktu tidak boleh terlalu sedikit ataupun terlalu berlebihan. Stres yang terlalu sedikit ataupun terlalu berlebihan sehingga merugikan disebut distress, sedangkan stres dalam takaran yang tepat sehingga membantu seseorang beraktivitas secara optimal disebut eustress. Distress dapat berpengaruh terhadap kondisi jasmaniah, psikologis, sosial, dan spiritual seseorang. Secara jasmaniah, orang yang mengalami tekanan berlebihan biasanya pupil matanya menjadi lebar, produksi air liurnya menurun, paru-parunya mengembang karena membutuhkan suplai oksigen yang lebih banyak, kadar gulanya meningkat, jantungnya bekerja lebih keras agar dapat menyuplai darah secara cukup ke semua organ dan otot, dan pencernaan makanannya terhenti agar energi dapat lebih banyak dipusatkan ke otot. Kondisi yang dijabarkan ini dapat berakibat buruk dan memicu munculnya berbagai penyakit jika terjadi secara berkelanjutan.
Secara psikologis, stres mempengaruhi perasaan dan pikiran seseorang, antara lain memunculkan perasaan bingung, khawatir, terjadinya perubahan pola tidur, pola makan, perilaku seks konsentrasi yang menurun, ketidakmampuan untuk berpikir jernih dan mengambil keputusan. Selain itu biasanya harga diri orang yang bersangkutan menurun, kepercayaan terhadap orang lain berkurang, merasa putus asa dan depresi. Orang yang mengalami distress juga memiliki kecenderungan untuk melarikan diri dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol. Secara sosial, orang yang mengalami distress biasanya tidak mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial. Muncul pikiran negatif bahwa orang lain menolak dan membencinya, membuat orang tersebut menjauhkan diri dari kehidupan sosial. Secara spiritual, orang yang mengalami distress sering merasa putus asa, mengeluh bahwa Tuhan tidak adil dan merasa tidak rela atas kejadian buruk yang menimpa dirinya. Dia tidak mampu berpikir jernih dan mengambil hikmah dari cobaanNya. Untuk menghindari terjadinya distress, perlu dilakukan pengelolaan stres agar tekanan yang dialami selalu berada dalam kondisi yang optimal. Optimal berarti tekanan yang dialami seseorang masih dapat dikelola (manageable) sehingga mampu mendukung orang tersebut beraktivitas dengan baik.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengelola stres:

1. Menyadari situasi penyebab stres (stressor). Kenali hal-hal yang menjadi tekanan dalam kehidupan sehari-hari.Stressor bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Contohnya banyaknya tugas dalam minggu ini bagi mahasiswa sehingga pikirannya kacau dan tidak dapat mengatur waktu untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut dan besar pasak daripada tiang yang dialami oleh pegawai pemula karena kelemahannya dalam mengatur uang gaji yang diterima sehingga menyebabkan gaji yang ia terima tidak dapat menutupi kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari hingga gaji selanjutnya.
2. Berpikir positif, menarik makna dan pelajaran dari tiap kejadian yang dialami.
3. Menemukan cara mengekspresikan kemarahan, misalnya dengan melakukan banyak aktivitas fisik contohnya berolahraga.
4. Membicarakan problem yang membebani, baik pada teman yang bisa dipercaya ataupun profesional, seperti halnya curhat pada sahabat.
5. Melakukan latihan pernafasan. Bernafas dengan baik membantu tubuh untuk lebih rileks.
6. Tidak menuntut keadaan untuk menjadi sempurna. Berpikirlah realistis.
7. Rekreasi. Luangkan waktu untuk mencari hiburan dan kegiatan rekreatif lainnya.
8. Melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Berelasi sosial biasanya menyadarkan orang bahwa tidak hanya dirinya yang memiliki masalah.
9. Melakukan pemijatan, untuk melancarkan aliran darah dan mengurangi ketegangan.
10. Mendekatkan diri pada Tuhan.

BELAJAR DARI TUKANG PARKIR

Belajar Memaknai Hidup Kepada Tukang Parkir Si Pahlawan Recehan Di setiap sudut keramaian pasti kita menemukan juru parkir yang biasa kita sebut sebagai JUKIR, di universitas, perempatan jalan, lapangan yang ramai dikunjungi, konser dadakan, mall, pasar, dan tempat-tempat lainnya yang cenderung ramai. Seseorang yang bekerja dengan jasanya untuk memandu kita memparkirkan kendaraan yang kita gunakan. Orang yang menyambut kita pertama kali saat berada di suatu tempat.
Orang yang mengenakan dresscode pakaian dengan rompi orange yang menggunakan gestur tubuh sebagai alat komunikasinya. Atau sekedar orang yang mencari nafkah. Saya yakin sangat banyak devinisi yang berbeda dari setiap kepala. Itu sangat wajar. Seringkali kita memaknai satu objek dengan sudut pandang dan kaca mata yang berbeda. Dan argumen setiap orang tidak dapat di salahkan. Kecuali jika hasil argumen melenceng dari fakta di lapangan. Misalnya ketika menjawab pertanyaan di atas seseorang menjawab “tukang parkir adalah orang yang setiap hari bekerja mengemudikan pesawat jet”. Itu jelas jawaban yang tidak pada tempatnya.Jawaban-jawaban yang telah di sebutkan di atas adalah gambaran besar kegiatan tukang parkir yang dapat kita amati secara kasat mata. Dialah orang yang pertama kali menyambut kita saat tiba di suatu tempat, memandu kita memparkirkan kendaraan dengan benar, menjaga kendaraan kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan, dan pada akhirnya mengembalikan kendaraan kita dengan kondisi utuh dengan imbalan upah yang tidak besar jumlahnya. Bisa dipastikan di setiap sudut kota atau keramaian ada tukang parkir tetap ataupun tukang parkir serabutan. Yang saya maksud sebagai tukang parkir tetap adalah tukang parkir yang mengelola tempat parkir secara legal contohnya di dalam mall, universitas dan instansi-instansi umum lainnya.
Sedangkan tukang parkir serabutan yang saya maksud adalah tukang parkir yang dadakan atau tiba-tiba saja ada di tempat keramaian contohnya lapangan yang menjadi tempat konser, perempatan, pertigaan, pertokoan yang yang tidak mempunyai satpam atau juru parkir pribadi , dan tempat-tempat lainnya. Contoh kongrit yang saya temukan ketika di jalan adalah ketika ada seorang pemuda berpakaian apa adanya, bertindik, bertato, dan berpenampian ala kadarnya yang nyambi sebagai seorang tukang parkir, itulah salah satu contoh tukang parkir serabutan yang saya maksudkan karena mereka tak digaji oleh PEMKOT ataupun PEMDA, mereka hanya sekedar mencari uang dengan menjadi seorang tukang parkir.
Di balik semua pekerjaan yang dilakukan oleh tukang parkir kemudian, apakah kita mengira bahwa bekerja menjadi tukang parkir merupakan sebuah pekerjaan rendahan yang tidak menghasilkan apa-apa melainkan hanya recehan uang yang tidak bernilai? Apakah kita juga menganggap bahwa tukang parkir itu hanya untuk kalangan ekonomi bawah yang tidak berpendidikan? Jika kita masih beranggapan dan berfikiran masih seperti itu berarti kita masih blum mengerti tentang makna hidup, segera rubah dan buang jauh-jauh anggapan itu dari dalam isi kepala, karena itu semua adalah kesalahan yang sangat fatal, anggapan yang sangat salah baik ditinjau dari berbagai sudut manapun kita melihatnya. Pertama, Allah SWT telah menerangkan bahwa “Orang yang paling mulia disisi Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian”. Jadi jika kamu orang yang kaya harta, lalu mempunyai jabatan tinggi, namun tidak ada ketaqwaan dalam dirimu, maka sesungguhnya kamu itu lebih rendah dibanding tukang parkir yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua, bahwa “Allah SWT tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian "(HR. Muslim 2564/33). Jadi setampan dan secantik apapun dirinya, namun hatinya tidak sebagus wajahnya, itu juga tidak akan dilihat oleh Allah SWT.
Lalu apa yang dapat kita pelajari dan mengambil makna dari sebuah “keikhlasan” si tukang parkir? Allah SWT memerintahkan kepada seluruh hambaNYA untuk sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian maupun musibah. karna yang demikian itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Begitu juga kita diharuskan bersyukur disaat kita senang dan bahagia, karena itu juga kan mendatangkan kebagikan bagi kita. Allah adalah pemilik alam semesta beserta isinya, termasuk apa yang kita miliki saat ini adalah milik Allah SWT, harta benda kita, keluarga kita baik anak atau pun istri/suami kita, itu tak lain adalah milik Allah yang telah dititipkan kepada kita. Dan tentunya jika kiranya Allah SWT mengambil kembali apa yang telah Dia miliki, apakah kita pantas untuk menolaknya? Namun kenyataannya, ketika kita kehilangan salah satu dari keluarga kita ataupun kita kehilangan harta benda yang selama ini kita cari dengan susah payah, banyak sekali dari kita yang tidak sabar atau menyadari bahwa semua itu adalah titipan, sekali lagi itu adalah titipan. Bisa jadi harta yang kita miliki itu terdapat keharaman dalam mencarinya, begitu juga dengan keluarga yang lebih dulu meninggalkan kita, itu tak lain karena Allah telah berkehendak. Ingat, ketika kita dilahirkan kedunia, kita hidup tanpa membawa apa-apa, lalu kemudian Allah SWT memberi (menitipkan) kepada kita berupa harta, tahta dan keluarga, maka seharusnya bagi orang yang berakal itu merelakan jika suatu ketika Sang Pemilik segalanya mengambilnya dari kita.
Cobalah sekarang kita tengok kepada “Tukang Parkir” yang mungkin sekarang sedang memarkir atau menjaga mobil/motor mewah kita. Dan cobalah teliti lebih dalam dan seksama lagi. Ketika si tukang parkir tersebut kamu minta untuk menjaga atau memarkirkan kendaraan kita yang super mewah, tentunya dia dengan senang hati akan melaksanakannya. Karena itu sudah menjadi tugas dia sebagai tukang parkir. Lalu pada akhirnya kita meminta (mengambil) kembali kendaraan mewah yang kita miliki tersebut, pertanyaannya: “Apakah tukang parkir tersebut marah dan tidak mau memberikan kendaraan tersebut kepada kita?” “Apakah tukang parkir tersebut mengumpat dengan perkataan yang kotor saat kita keluar dari area parkir dan meninggalkan apa yang telah dititipkan padanya?” Tukang parkir tersebut tentu tidak akan marah saat kita mengambil kembali kendaraan yang kamu titipkan tersebut, malahan si tukang parkir dengan senang hatinya akan memberi jalan yang luas dan menjaga agar kita bisa keluar dari area parkir dengan selamat.
Tukang parkir juga tidak akan memaki, mengumpat, menangis, mengucapkan kata kotor atau lainnya saat dia melihat bahwa barang (kendaraan) yang dititipkan kepadanya itu diambil oleh pemiliknya. Baik itu yang mewah mahal harganya ataupun yang tidak berharga sama sekali. Bahkan dia akan sangat ikhlas dan ridho sekali meskipun barang atau kendaraan tersebut ludes habis tak berbekas diambil semua oleh sang pemiliknya. Begitulah kehidupan ini, kita selayaknya belajar ikhlas dari tukang parkir tersebut, yang dititipi dengan berbagai macam kemewahan, tapi ia selalu sadar bahwa semuanya itu bukan hak dan miliknya, itu semua hanyalah titipan yang sewaktu-waktu akan diambil oleh pemiliknya. Dan semua yang kita miliki ini tak lain adalah Milik Allah SWT, Pemilik alam semesta beserta isinya. Dari tugas-tugas di atas, ada satu kegiatan yang terus terang harus kita renungi dan kita ambil pelajarannya. “Menjaga kendaraan dari kegiatan yang tidak kita inginkan”.
Tugas seorang Tukang parkir tidaklah mudah. Dia diberi kepercayaan menjaga titipan orang lain. Bahkan berusaha memantau jika sewaktu-waktu terjadi kehilangan atau tindak kejahatan lainnya. Jasa Tukang parkir sangat besar bagi kita yang menyadarinya. Kata “titipan” Menjadi satu kata yang seharusnya kita perdalam. Seorang Tukang parkir selalu berusaha menjaga titipannya dengan sangat hati-hati. Tujuannya satu. Agar kepercayaan yang diberikan oleh sang Empunya kendaraan terselamatkan. Dia tidak pernah sombong mana kala banyak kendaraan yang di percayakan kepadanya. Dia tak pernah sedikitpun bersedih manakala kendaraan yang di jagannya kemudian di ambil kembali oleh si Empunya. Dia ikhlas menjaga titipannya meski pada akhirnya dia tak dapat memiliki seutuhnya. Dari situlah makna hidup yang dapat kita pelajari. Bahwasanya, apa yang ada pada diri kita dan datang kepada kita hanyalah sebuah “Titipan” dari yang Maha Kuasa.
Tuhan Dialah pemilik diri kita dan apa kita bisa nikmati saat ini. Kenyataannya saya adalah Tukang Parkir untuk diri kita sendiri. kita harus berusaha menjaga “Titipan” ini dengan sebaik-baiknya. “Titipan fisik” maupun “Titipan benda”. Dari situ kita seharusnya mulai bertanya, apa yang akan terjadi jika Tuhan ingin mengambil “Titipan” ini? Apa hak kita untuk menghardik-Nya? Memintanya mengembalikan sesuatu yang bukan menjadi milik kita sepenuhnya. Apa pantas jika kita memaki Tuhan? Apalagi men-dikte Tuhan untuk membuat abadi apa yang kita miliki saat ini. Bukankah itu mengkufurkan hidup kita sendiri? Contohnya saja kita renungkan kepada diri kita sendiri seperti ini “Tuhan memberi saya fisik yang sangat biasa. Saya bersyukur karena saya terlahir normal. Tuhan memberi saya keluarga terbaik. Saya bersyukur memilikinya.
Tuhan memberi saya banyak teman. Saya bersyukur karena saya tidak sendiri. Tuhan memberi saya materi yang cukup. Saya bersyukur karena saya masih bisa berbagi dengan sesama. Tuhan memberi saya lebih dan lebih. Lantas, apa alasan saya yang masih terus merasa kurang?” Belajar dari Tukang parkir. Tuhan memberi kita upah berupa pahala dan keberkahan hidup mana kala kita mampu menjaga barang “Titipan”nya. Namun, kita juga harus bersiap mana kala Tuhan mengambil satu di antaranya. kita harus siap kehilangan. kita harus bisa meng-ikhlaskan. Kita harus pandai bersyukur atas “Titipan” ini. Lantas, apa yang bisa kita sombongkan saat ini? Kecantikan fisik pasti akan pudar. Mata dengan bulu mata yang lentik akan semakin kabur dan kehilangan cahayannya. Hidung yang terlihat mancung dengan bibir seksi yang semakin indah dengan senyumanpun akan berubah mana kala usia semakin senja. Kulit halus menjadi keriput. Dan yang kuat menjadi lemah. Inikah yang harus dibanggakan! Keluarga, Teman, dan orang-orang yang saya sayangi. Mereka hanya “Titipan”. Satu persatu akan menghadap-Nya. Layaknya daun yang berguguran dari pohon. Mereka pergi dan hanya akan meninggalakan sebuah memory yang telah kita ciptakan sendiri jalan ceritanya. Terutama materi. Harta, uang, kekayaan, jabatan, kesenangan duniawi hanyalah sebuah elegi semu yang seringkali melenakan. Seolah kita memiliki slogan “Hidup untuk Materi”.
Kita lupa sedekah, lupa beribadah, lupa diri dan parahnya lagi lupa hati. Materi juga menjadi pemicu utama tindakan kejahatan. Orang berkelahi karena materi, orang bercerai karena materi, orang saling mendengki karena materi. Padahal kenyataannya, materi hanya sesaat. Tuhan tidak pernah memandang kita dari kacamata materi tetapi dari ibadah yang kita jalankan. Keyakinan yang kita pegang dan keimanan yang kita tanam dalam diri dan sanubari. Mungkin Tuhan terlalu sayang. Tuhan terlampau bijaksana. Tuhan menciptakan semua hal yang menggembirakan hati. Tuhan menitipkan apa yang menjadi miliknya. Semua hanya sebuah “Titipan”. Dan hanya menunggu “waktu” hingga Tuhan mengambil “Titipan” itu.
Semua hal tentang bersyukur dan memaknai hidup itu sebenarnya dapat kita pelajari dari hal terkecil saja seperti contohnya pekerjaan menjadi tukang parkir. Coba kita lihat lagi dan teliti kembali tentang tugas seorang juru parkir, tak bisa dibayangkan jika mereka tidak ada, selain mencari nafkah mereka juga turun serta dalam mengurangi kemacetan di jalan raya bukankah begitu? Bisa kita lihat di sekitar kita contohnya di parkiran kampus, pusat perbelanjaan misalnya, apa yang akan terjadi jika di tempat tersebut tidak ada tukang parkir yang mengatur keluar masuknya kendaraan bisa dipastikan semua kendaraan akan sangat kesulitan untuk masuk dan keluar dari tempat tersebut karena tidak tertatanya kendaraan yang parkir. Banyak hal yang dapat kita pelajari hanya dengan melihat sekeliling kita yang kadang-kadang keberadaan hal tersebut tidak pernah kita pikirkan dan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Jadi belajar memaknai hidup itu bisa dari mana saja dan dari siapa saja.

Minggu, 27 Oktober 2013

euphoria AREMA

Euphoria AREMA
Siapa yang tak kenal AREMA? Kesebelasan sepak bola asal malang ini memang penuh euphoria, arema mempunyai julukan singo edan atau kera ngalam yang artinya arek malang yang dibaca terbalik. Sejak hadir di kancah persepakbolaan nasional arema telah dikenal sebagai kesebelasan yang tangguh dan menjadi icon kebanggaan warga Malang raya. Sebagai simbol perwujudan kecintaan warga Malang terhadap arema, hampir di setiap sudut kota dapat ditemui gambar singa atau tulisan yang menyimbolkan arema. Supporter arema lebih dekat dengan sebutan “AREMANIA” dan “AREMANITA” bagi supporter wanita. Arema juga tak luput dari kontroversi seperti halnya gol-gol kontroversial yang dicetak oleh arema semakin membuat arema digandrungi dan disegani di persepakbolaan Indonesia. Tapi, arema juga tak luput dari kontroversi yang mencoreng nama arema itu sendiri contohnya saat kemenangan arema menjadi juara nasional yang telah dinanti-nati selama dua dekade membuat kegembiraan yang meluap-luap bagi para aremania yang kemudian melakukan atraksi konvoi kendaraan bermotor yang diwarnai aksi anarkis terhadap kendaraan bernomor polisi L (Surabaya) bahkan mobil yang ditumpangi oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo tak luput dari aksi pelemparan . Hal ini kemudian membuat nama arema sedikit tercoreng. Kepopuleran arema membuat kesebelasan ini semakin terpacu untuk menjadi kesebelasan yang tangguh dan banyaknya dukungan mulai dari supporter yang selalu mendukung mereka dimana saja serta menjadi kebanggaan waraga Malang Raya dengan segala macam hal tentangnya, tapi, sangat miris pada kenyataannya gaji yang AREMA dapatkan tak sebanding dengan kepopuleran dan prestasi yang ditorehnya.