Jumat, 27 Juni 2014

BUDAYA DAN PARIWISATA


BUDAYA DAN PARIWISATA
Budaya adalah peradaban dan sesuatu yang kompleks, budaya dapat diteliti, budaya dapat berubah setiap waktu. Budaya dalam konteks pariwisata adalah sesuatu yang dapat dijual/dibeli meskipun hal unik yang sering ditemui merupakan sebuah imitasi. Pariwisata dilihat sebagai komoditisasi (upaya penjualan kebudayaan untuk tujuan konsumerisme) dilihat dari sudut pandang postmoderenisme.
Pearce (1989) mengidentifikasi beberapa karakteristik dari pariwisata. Pertama bahwa kegiatan pariwisata adalah hubungan timbal balik yang bersifat sementara antara tuan rumah dan tamu, kedua tentang fakta bahwa tamu berlibur sedangkan tuan rumah bekerja, ketiga adanya unsur musiman, dan keempat adanya factor ekonomi.
Geertz hofstede (1991) mengatakan ada beberapa lapisan budaya
1.       Level nasional (mengacu pada satu negara)
2.       Level suku, agama, ethnic, dan bahasa
3.       Level gender
4.       Level generasi (umur)
5.       Level kelas sosial (pekerjaan dan profesi)
Poon mengatakan jika pariwisata hanya dilihat sebagai bisnis dan faktor produksi maka kemudian budaya tidak akan ada maknanya selain menjadikannya sebagai alat  mendapatkan uang. Selain parisata sebagai tujuan rekreasi pariwisata juga mempunyai beberapa tujuan seperti wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata budaya, dan pariwisata konverensi (wahab;1975).
Beberapa penulis juga telah menghubungkan pariwisata dengan konsumsi (greenwood, 1989; burns dan holden, 1995; ritzer, 1998). Selwyn (1996) juga menarik kesimpulan bahwa pariwisata sebagai bahan dan tradisi spiritual pada tingkat komersial dengan turis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar