BUDAYA DAN PARIWISATA
Budaya adalah peradaban dan sesuatu yang kompleks, budaya dapat diteliti,
budaya dapat berubah setiap waktu. Budaya dalam konteks pariwisata adalah
sesuatu yang dapat dijual/dibeli meskipun hal unik yang sering ditemui
merupakan sebuah imitasi. Pariwisata dilihat sebagai komoditisasi (upaya
penjualan kebudayaan untuk tujuan konsumerisme) dilihat dari sudut pandang
postmoderenisme.
Pearce
(1989) mengidentifikasi beberapa karakteristik dari pariwisata. Pertama bahwa
kegiatan pariwisata adalah hubungan timbal balik yang bersifat sementara antara
tuan rumah dan tamu, kedua tentang fakta bahwa tamu berlibur sedangkan tuan
rumah bekerja, ketiga adanya unsur musiman, dan keempat adanya factor ekonomi.
Geertz hofstede
(1991) mengatakan ada beberapa lapisan budaya
1.
Level nasional (mengacu pada satu negara)
2.
Level suku, agama, ethnic, dan bahasa
3.
Level gender
4.
Level generasi (umur)
5.
Level kelas sosial (pekerjaan dan profesi)
Poon mengatakan jika pariwisata hanya dilihat sebagai bisnis dan faktor
produksi maka kemudian budaya tidak akan ada maknanya selain menjadikannya
sebagai alat mendapatkan uang. Selain
parisata sebagai tujuan rekreasi pariwisata juga mempunyai beberapa tujuan
seperti wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata budaya, dan pariwisata
konverensi (wahab;1975).
Beberapa penulis juga telah menghubungkan pariwisata dengan konsumsi
(greenwood, 1989; burns dan holden, 1995; ritzer, 1998). Selwyn (1996) juga
menarik kesimpulan bahwa pariwisata sebagai bahan dan tradisi spiritual pada
tingkat komersial dengan turis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar