PENDEKATAN STRUKTURAL
DALAM FOLKLORE
Dalam bukunya Living Folklore Martha C Sims Martine Stephens memberikan
penjelasan tentang pendekaatan strukturalisme dalam folklore seperti dalam
cerita rakyat dan teka-teki yang mengandung beberapa struktur. Kajian
strukturalisme mencoba mengungkapkan pola dasar suatu folklore yang saling
berhubungan satu sama lain sehingga membentuk suatu folklore itu sendiri
seperti dalam cerita rakyat misalnya terdapat sebuah struktur cerita atau yang biasa dikenal sebagai unsur intrinsik dalam
sebuah cerita yang mencangkup alur, setting (tempat, waktu,keadaan), penokohan
(antagonis, protagonist, dan tritagonis), point of view, gaya bahasa, dan
amanat .
Teka-teki juga mempunyai beberapa struktur. Teka-teki biasanya berbentuk
verbal dan lebih berbentuk pernyataan atau pertanyaan dan membutuhkan sebuah
pemecahan untuk mendapatkan jawabannya. Robert George dan Allan Dundes
menjelaskan bahwa teka teki dimulai dengan unsur descriptive yang terdiri dari topik,
objek yang dijelaskan, dan komentar yang memberikan informasi lanjutan dari
pernyataan. Lelucon, cerita rakyat, dan teka-teki kadang terlalu bergantung
pada strukturnya, jika strukturnya tidak teratur maka cerita rakyat, lelucon,
dan teka-teki sangat susah untuk dipahami.
Pada awalnya para peneliti folklore hanya mempelajari cerita rakyat tentang
asal muasal terjadinya alam semesta dan mitos-mitos sakral yang ada pada
masyarakat dan diyakini kebenaranya. Penafsiran folklore tidak hanya dilakukan
pada folklore lisan saja. Namun juga
folklore yang bersifat material seperti Henry Glassie yang menganalisis
aturan dan hukum arsitektur vernacular pada perumahan fok di Virginia bagian
tengah pada tahun 1975. Banyak keuntungan yang diperoleh dengan adanya struktur
yaitu diantaranya dapat memudahkan para sarjana ini untuk menganalisa beberapa
folklore dan membantu mengungkap unsur-unsur dasar yang kemudian dapat
diklasifikasikan berdasarkan genrenya, dapat menganalisa pengertian yang lebih
luas tentang jenis folklore apa yang dianalisa Misalnya cerita rakyat yang
awalnya hanya dianggap sebagai ranah pengetahuan dan hiburan anak-anak saja
namun setelah dianalisis struktur dalam ceritanya ditemukan beberapa hubungan
karakteristik antar pola linguistik dan kognitif yang dalam, dan dapat
mempelajari persamaan dan perbedaan antar cerita tradisional kebudayaan yang
berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar