Film quills
menceritakan tentang seorang pujangga dan penulis novel fiksi beraliran
pornografi Marquis de sade. Karena tulisan-tulisannya yang nyeleneh membuat Marquis
dianggap gila dan ia kemudian dimasukkan ke sebuah rumah sait jiwa di Charenton.
Rumah sakit jiwa ini diawasi oleh Abbe du coulmier yang juga seorang pastor. Di
dalam rumah sakit jiwa ini Marquis mempunyai tempat yang lebih mewah dari yang
lainnya dimana ia bisa membawa barang-barang pribadinya dan dierbolehkan
menulis karena menurut Abbe dengan menuis bisa membuat Marquis cepat sembuh. Di
rumah sakit jiwa ini Marquis malah semakin terkembang imajinasinya dan menulis
kembali kisah-kisah berbau pornografi yang ia beri judul justine, karyanya ia
selundupkan lewat petugas laundry rumah sakit jiwa Charenton yang bernama Maddy
untuk diterbitkan. Maddy menyelundupkan karya Marquis lewat penunggang kuda
tanpa nama yang menunggu di luar rumah sakit. Karya terbarunya ini kemudian
terbit dan beredar di pasar gelap dengan menuai penjualan yang laris.
Cerita tentang
novel karangan Marquis ini terdengar oleh kaisar napoleon bonaparte dan
membuatnya sangat berang dan memerintahkan semua buku yang beredar harus segera
dimusnahkan dan penulisnya ditembak mati. Dokter royer Collard kemudian dikirim
untuk melihat kehidupan Marquis di Charenton dan Di lain tempat Abbe mengajari Maddy
menulis dan membaca sehingga.Dokter Collard menyampaikan kepada Abbe bahwa
tulisan Marquis telah diterbitkan dan membuat gempar prancis kala itu, hal ini
tentu saja membuat Abbe bingung karena rumah sakitnya tidak pernah
memperbolehkan Marquis untuk mempublikasikannya dan memaksa Marquis untuk
bersumpah tidak melakukannya lagi.
Dokter Collard
menyunting seorang anak remaja dari biara di paris untuk dijadikan sebagai
istrinya yang bernama Simone dan ia diberi sebuah rumah oleh kaisar dan
kemudian direnovasi dengan bantuan seorang arsitek muda bernama Prioux.
Pernikahan dokter Collard yang sudah tua dan Simone yang dibawah umur membuat
banyak gosip di rumah sakit dan kemudian mendorong Marquis membuat skenario lelucon
untuk acara teather di Charenton. Saat
pementasan drama seorang pasien yaitu bouchon mengganggu Maddy sehingga Maddy terpaksa
memukulnya dengan setrika arang yang panas dan mengganggu pertunjukkan. Drama
teather itu membuat dokter Collard merasa disindir dan malu sehingga ia
memutuskan untuk menutup teather rumah sakit dan tidak akan diadakan lagi. Abbe
menyita seluruh alat tulis Marquis agar marqis tidak dapat menulis lagi, dan Marquis
merasa tersiksa arena tidak dapat menulis kembali namun ia tidak kehilangan
akalnya untu menulis. Marquis menggunakan anggur sebagai tinta dan menulis pada
sprei putihnya sebagai pengganti kertas.
Maddy suatu
pagi mengambil sprei para pasien untuk dicuci namun saat di kamar Marquis ia
merasa terkejut karena ia melihat tulisan-tulisan Marquis yang membuat ia
sangat senang. Namun hal ini membuat masalah baru karena saat sprei itu dicuci
menimbulkan noda merah yang mencurigakan sehingga membuat dokter Collard
menyelidikinya dan setelah diketahui sprei itu adalah milik Marquis membuat Abbe
marah dan memutuskan untuk menyita semua barang-barang di kamar Marquis, Abbe
hanya menyisakan sebuah kaca dan pakaian yang dipakai Marquis di dalam
kamarnya. Marquis kembali merasa hancur karena ia kembali tidak bisa menulis,
ia bisa melakukan apapun agar ia dapat menulis kembali bahkan seperti yang ia
lakukan selanjutnya dengn memecahkan kaca kemudian melukai jari-jarinya agar
darahnya dapat dijadikan tinta dan baju, jas, kaos kai, serta sepatunya ia
jadikan sebagai pengganti kertas.
Maddy
mengunjungi Marquis untuk mengantarkan makanan padanya dan kemudian melihat
jari-jari Marquis yang kulitnya telah banyak terkelupas, Marquis meminta Maddy
masuk ke kamarnya dan melihat apa yang telah ia tulis di seluruh pakaiannya, Maddy
terlihat senang namun saat akan mengunci pintu Marquis kembali seorang pelayan
melihatnya dan melaporkan Maddy pada dokter Collard karena telah membantu Marquis.
Marquis ditelanjangi sedangkan Maddy dihukum cambuk oleh dokter Collard namun Abbe
membuka ikatan Maddy dan menawarkan dirinya untuk menggantikan Maddy sehingga Maddy
terbebas dari hukumannya dan Abbe tidak dicambuk.
Simon yang
tidak tau tentang dunia kedewasaan mencari tau dari mana ia dapat
mempelajarinya, ia mencari salinan novel justine karya Marquis yang masih
tersisa. Setelah membacanya simon mulai tertarik pada arsitek Prioux dan
menggodanya, karena pengaruh dari novel Marquis simon dan Prioux melakukan
hubungan terlarang lalu melarikan diri bersama-sama setelah menulis surat pada
dokter Collard. Mengetahui istrinya melarikan diri membuat dokter Collard marah
besar dan menuduh Marquis lah yang menyebabkan ini terjadi kemudian ia menyiksa
Marquis dengan menceburkannya kedalam air menggunakan alat dari besi. Abbe
memutuskan agar Maddy dipindahkan jauh dari Marquis dan sebelum Maddy pergi ia
berkata pada Marquis jika ia ingin mendengar cerita Marquis untuk yang terakhir
kalinya.
Marquis
mempunyai ide agar ia bisa menceritakan kisahnya pada Maddy dengan cara
membisikkannya pada pasien-pasien lain di sebelah kamarnya untuk kemudian
disampaikan pada Maddy yang menunggu di ujung ruang untuk mencuci sprei.
Ditengah-tengah cerita seorang pasien membuat kebakaran yang kemudian
menjadikan suasana rumah sakit menjadi kacau dan tidak terkendali. Pasien
bouchon yang tertarik dengan cerita yang dibisikkan Marquis mempraktekkannya
pada Maddy dan ia membunuhnya. Ibu Maddy yang buta menemukan jasad anaknya
dalam tong pencucian sprei. Marquis kembali dihukum dan kali ini Abbe
tidaksegan-segan memotong lidah Marquis yang telah banyak membuat masalah. Abbe
sangat terpukul dan menyalahkan Marquis atas kematian Maddy, Abbe memotong
lidah Marquis dan mengurungnya dibawah tanah, dalam kesedihannya Abbe teringat
akan perasaannya pada paddy yang tidak dapat ia utarakan karena dirinya seorang
pastor sampai ia bermimpi menyetubuhi Maddy dan melihat patung yesus yang
menangis darah lalu ia terbangun dalam keadaan yang sangat buruk. Abbe
dibangunkan oleh penjaga karena Marquis lagi-lagi membuat masalah dengan menulis
kembali di dinding penjara bawah tanah tempatnya dikurung menggunakan
kotorannya sendiri. Saat menemui Marquis yang telah tak berdaya Abbe sadar
bahwa Marquis sedang sekarat menjelang kematiannya ia meminta Marquis untuk
bertobat dan mendoakan Marquis namun saat Abbe meminta Marquis untuk mencium
salib yang ia pegang, Marquis malah menelan salib itu hingga ia tersendak dan
mati.
MANUSIA, POLA PIKIR, DAN KEBUDAYAAN
Manusia sebagai
objek dari antropologi mempunyai pola pikir yang bervariasi setiap individunya,
kebudayaan dalam kelompok manusianyalah yang menyamakan konsep pola pikir
mereka. Manusia membutuhkan seks sebagai kebutuhannya setelah berkeluarga
umumnya namun tidak semua manusia membutuhkan seks setelah berkeluarga, sebelum
berkeluargapun beberapa manusia sudah sangat butuh dan terobsesi akan seks. Konsep
seks bagi setiap orang berbeda-beda seperti yang tertuang dalam film qills
dimana bagi marquis seks adalah sebuah keindahan manusiawi, bagi Abbe yang
merupakan pastor seks adalah larangan, sedangkan bagi dokter Collard yang
impoten seks tidak dapat memuaskan manusia sehingga ia menggap kekayaanlah yang
dapat memuaskan manusia. Namun pola pikir individu tidak dapat mempengaruhi
pola pikir kebudayaan yang lebih kompleks dan tersusun sedemikian rupa bahwa
seks dan pornografi pada saat itu adalah tabu sehingga kaisar Napoleon
Bonaparte memerintahkan untuk memusnahkan semua karangan Marquis karena
dianggap tidak bermoral. Konsep berfikir yang berbeda pada masing-masing pemain
tentang seks membuktikan bahwa bervriasinya pola pikir manusia namun tetap saja
pola pikir individu tersebut tidak akan mampu mengubah pola pikir kebudayaan
yang dimiliki bersama oleh sekelompok individu-individu (masyarakat).
Kebudayaan yang mengikat setiap individu ini membuat para individu yang
mempunyai pemikiran berbeda takluk di dalamnya dan akan sangat sulit untuk
mengungkapkan apa yang mereka pikirkan menurut cara mereka sendiri.
Apakah
kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun apakah suatu saat akan berubah?
Jawabannya adalah iya karena lambat laun kebudayaan akan berevolusi juga
seperti yang terjadi pada masyarakat barat saat ini yang tidak menganggap seks
adalah tabu lagi dan hal yang hanya bisa dilakukan setelah menikah saja bahkan
masyarakat barat saat ini tidak malu jika secara terang-terangan mereka
mempertontonkan seks yang mereka lakukan. Kebudayaan barat juga mulai
mempengaruhi kebudayaan orang timur saat ini seperti banyaknya remaja yang
hamil di luar nikah di Indonesia yang dahulunya sangat memegang budaya
ketimurannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar